Sabtu, 10 November 2012

Keistimewaan QS Al-Fatihah

Surah Al-Fatihahh adalah suatu acahaya Ketuhanan Yang Maha Agung. Dimana Surah Al-Fatihah pun memiliki beberapa julukan yang subhanallah sungguh istimewa, yaitu
  1. Ummu Al-Qur'an
  2. Tujuh ayat pujian ( Sab'ul al-Matsani)
  3. Yang menyembuhkan (al-Waafiyah)
  4. Yang mencukupi (al-Kaafiyah) 
Surah Al-Fatihah mampu menjadi cahaya hidup bagi semua umat muslim, sebab "Dengan ayat-ayat Surah Al-Fatihah tersebut 7 pintu neraka akan tertutup dan surah tersebut mampu membukakan pintu rahmat Allah  " (Dikitip dari Buku Semangat mempelajari Al-Qur'an).
Marilah kita bersama-sama mentelaah kembali Surah Al-Fatihah :

surah / surat : Al-Fatihah Ayat : 1
bismi allaahi alrrahmaani alrrahiimi

1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. [1]
[1] Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar-Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang ar-Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.


surah / surat : Al-Fatihah Ayat : 2
alhamdu lillaahi rabbi al'aalamiina
2. Segala puji [2] bagi Allah, Tuhan semesta alam. [3]

[2] Alhamdu (segala puji). Memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berarti: menyanjung-Nya karena perbuatan-Nya yang baik. Lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap ni'mat yang diberikannya. Kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.

[3] Rabb (Tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati Yang Memiliki, Mendidik dan Memelihara. Lafadz "rabb" tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). 'Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia,alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah pencipta semua alam-alam itu.
surah / surat : Al-Fatihah Ayat : 3
alrrahmaani alrrahiimi

3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
surah / surat : Al-Fatihah Ayat : 4
maaliki yawmi alddiini


4. Yang menguasai [4] di Hari Pembalasan [5]

[4] Maalik (Yang Menguasai) dengan memanjangkan "mim", yang berarti: pemilik. Dapat pula dibaca dengan < em=""> (dengan memendekkan mim), artinya: Raja.

[5] Yaumiddin (hari pembalasan): hari yang di waktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab, yaumuljazaa' dan sebagainya.<>
surah / surat : Al-Fatihah Ayat : 5
iyyaaka na'budu wa-iyyaaka nasta'iinu

5. Hanya Engkaulah yang kami sembah [6], dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. [7]

[6] Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.

[7] Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.
surah / surat : Al-Fatihah Ayat : 6
ihdinaa alshshiraatha almustaqiima

6. Tunjukilah [8] kami jalan yang lurus,

[8] Ihdina (tunjukilah kami), dari kata "hidayaat": memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. Yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.
surah / surat : Al-Fatihah Ayat : 7
shiraatha alladziina an'amta 'alayhim ghayri almaghdhuubi 'alayhim walaa aldhdhaalliina


7. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni'mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. [9]

[9] Yang dimaksud dengan "mereka yang dimurkai" dan "mereka yang sesat" ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.

Al-Qur'an pun membahas tiga hal, dimana ketiga hal tersebut berkorelasi dengan Surah Al-Fatihah. Ketiga pembahasan tersebut, meliputi:
  1. Akidah yang sesuai 
  2. Ibadah yang benar
  3. Pedoman kehidupan umat Islam
Adapun isi kandungan dariSurah AL-Fatihah, yaitu meliputi:
  1. Akidah yang sesuai dengan perintah-nya (terdapat pada ayat 1-4)
  2. Tauhid dan beriman kepada hari Pembalasan (terdapat pada ayat 5)
  3. Bagaimana menjadi hamba yang benar dalam beribadah dan menyembah Allah (terdapat pada ayat 6-7)


7 Pemikiran Tentang Kesabaran yang Tak Lekang Waktu

“Tuhan menganugerahi kejeniusan tanpa kesabaran bagi seseorang, dan kesabaran bagi orang lain tanpa kejeniusan. Prestasi yang bisa diraih oleh gabungan kedua hal tersebut seringkali mengejutkan.” - Walter C. Klein - ”Kesabaran merupakan mitra kebijakan.”
 - St. Augustine -
 “Jika saya berhasil membuat sebuah penemuan yang berharga, hal tersebut lebih merupakan hasil kesabaran saya dibandingkan dengan keahlian lain yang saya miliki.”
  - Sir Isaac Newton -

Salah satu keahlian paling membantu yang dapat dimiliki oleh seseorang jika ia ingin bertumbuh adalah kesabaran. Kesabaran dan keuletan dapat membantu anda melalui semua tantangan. dan semua itu menimbulkan berbagai pertanyaan, yaitu mengapa rasanya sulit untuk menjadi sabar? Dan bagaimana kesabaran dapat membantu anda dalam kehidupan? Berikut merupakan tujuh pemikiran yang tak lekang waktu yang mungkin dapat membantu anda menjawab pertanyaan diatas:
1. Pemahaman Sosial Dapat Menghalangi Langkah Anda.
 “Bagaimana masyarakat yang ada saat ini, dengan segala hal yang serba instan, dapat mengajarkan kesabaran pada para kaum muda?”
 - Paul Sweeney -
 Segala hal bergerak dengan sangat cepat dalam masyarakat saat ini. Segala hal yang bersifat instan sudah tertanam dalam pikiran banyak orang. Saya tidak mengutarakan hal ini untuk menentang keadaan masyarakat saat ini. Saya mengatakan hal ini untuk memberikan sedikit penjelasan mengenai mengapa kesabaran sulit untuk dipahami dan digunakan untuk keuntungan anda. Pemahaman sosial tidak terlalu memperhitungkan kesabaran. Tuntutan masyarakat saat ini adalah untuk melakukan sesuatu dengan segera. Dan setelah terbiasa dengan cara tersebut, anda mungkin ingin memiliki banyak hal dengan segera. Sehingga pemikiran mengenai kesabaran mungkin sedikit terasa aneh.

 2. Anda Akan Memperolehnya Dengan Kesabaran.
 ”Ia yang memiliki kesabaran, dapat memiliki apa yang ia inginkan.”
- Benjamin Franklin -
Pemikiran ini mungkin tidak begitu populer diantara orang-orang. Mereka mungkin tidak ingin mendengarnya. Namun hal inilah yang dilakukan oleh orang-orang sukses. Mereka bersabar. Mungkin sebagian orang menganggap kesuksesan tersebut merupakan buah dari bakat besar yang mereka miliki. Bakat mungkin merupakan penyebabnya. Namun orang-orang mungkin tidak melihat kerja keras yang mereka lalui selama bertahun-tahun sebelum mereka mencapai kesuksesan. Atau mereka memilih untuk tidak melihat sisi lain tersebut dan merasionalisasi hal tersebut menjadi “bakat”. Sehingga mereka tidak harus memikirkan fakta bahwa mereka memiliki peluang untuk bekerja keras untuk mencapai kesuksesan tersebut. Bahkan peluang untuk mewujudkan impian yang mereka miliki saat ini. Akan lebih mudah bagi sebagian orang untuk menyimpulkannya sebagai bakat, dan tetap memimpikan keberhasilan yang serba instan.

3. Jangan Menyerah.
”Kesabaran sangatlah penting; seseorang tidak bisa segera memanen lahan yang ia baru tanam.”
 - Soren Kierkegaard -
 “Bukan karena saya pintar, namun karena saya menghadapi masalah lebih lama.”
 - Albert Einstein -
Karena masyarakat meminta kita untuk menemukan cara tercepat dalam melakukan sesuatu, maka sangatlah mudah bagi kita untuk menyerah setelah anda mengalami kegagalan hingga 5 kali. Hal tersebut sangatlah wajar, namun apa yang terjadi jika seseorang terus berusaha? Dan untuk setiap kegagalan orang tersebut semakin memperoleh lebih banyak keahlian untuk mengatasi masalah tersebut? Saya berpendapat bahwa orang-orang membuat kesalahan dengan menyerah terlalu cepat. Pikiran anda mungkin memiliki kerangka waktu untuk mencapai kesuksesan. Kerangka semacam ini mungkin tidak berhubungan dengan kerangka berpikir anda dalam dunia nyata. Cukup berguna jika anda melepaskan diri sejenak dari perspektif yang diiklankan dan membiarkan kenyataan meresap ke dalam pikiran anda. Belajarlah dari orang-orang yang telah mencapai tujuan yang anda inginkan. Ajak mereka bicara, bacalah apa yang mereka katakan dalam buku atau melalui internet. Hal ini tidak akan memberikan rencana secara utuh namun dapat memberikan anda perspektif yang diperlukan untuk mencapai tujuan anda. Bukan berarti anda tidak pernah berhenti, namun hal semacam ini akan membantu anda bertahan anda lebih lama. Dan hal ini juga bukan berarti anda harus melakukan hal yang sama berulang kali. Sebaiknya anda melakukan kerjanya dan memperoleh pengalaman. Ambil pelajaran dari apa yang bisa anda pelajari dari kehidupan nyata. Lalu ubahlah tindakan anda dan cobalah lagi.

 4. Bersabar Memberikan Anda Keuntungan.
 ”Keunggulan yang diterima oleh orang lain dibandingkan dengan orang lain adalah tetap menjaga diri untuk tetap tenang dan memegang kendali dalam setiap keadaan.”
 - Thomas Jefferson -
Sementara orang lain kehilangan kendali, anda bisa tetap tenang dan bersabar. Sementara orang lain menyerah setelah mencoba beberapa kali, anda terus mencoba. Sementara orang lain berlarian mencari solusi tercepat bagi masalah mereka, anda tetap bertahan di jalur anda.

5. Kesabaran Merupakan Bentuk Proteksi.
 ”Kesabaran merupakan perlindungan dari kesalahan sama halnya seperti pakaian melindungi anda dari rasa dingin. Jika anda mengenakan lebih banyak baju ketika udara semakin dingin, rasa dingin tidak akan memiliki pengaruh terhadap anda. Jika anda menumbuhkan rasa sabar dalam diri anda ketika anda melakukan kesalahan, kesalahan tersebut tidak akan berdampak apapun pada diri anda.”
 - Leonardo Da Vinci -
Poin ini sangat bermanfaat bagi anda. Dengan kesabaran, kesalahan atau kegagalan tidak akan berakhir seperti akhir dunia. Kegagalan tidak lagi memiliki kekuatan emosional atas diri anda hingga membuat anda menyerah. Jika anda tetap mengerjakan apa yang anda yakini dan terus menyesuaikan cara anda melakukan sesuatu maka kehidupan anda akan membaik.

6. Bangunlah Kesabaran.
 ”Kesabaran tidak dapat diperoleh dalam waktu semalam. Membangun kesabaran sama halnya dengan membangun otot. Setiap hari anda harus mengusahakannya.” 
 - Eknath Easwaran -
 ”Kita tidak akan pernah belajar menjadi berani dan sabar jika hanya ada sukacita di dunia ini.”
- Helen Keller -
Semakin anda bersabar, semakin mudah hal-hal di sekeliling anda. Kesabaran sama seperti otot yang anda bangun selama bertahun-tahun. Seperti yang dikatakan Keller, kehidupan dapat mengajarkan anda menjadi lebih sabar. Dalam masa-masa sulit kadang anda tidak memiliki pilihan lain selain untuk bersabar. Masa-masa inilah yang akan memperkuat kesabaran anda. Ketika kita muda kita memperoleh hal-hal yang kita inginkan dengan mudah dari orang tua dan orang dewasa lain. Ketika beranjak dewasa kita balajar bahwa orang-orang tidak memberikan semua yang kita inginkan. Jika kita menginginkan sesuatu kita harus belajar untuk bersabar. Jika tidak, maka kita akan terperangkap dalam situasi dimana kita mengambil hal-hal tidak sesuai dengan keinginan anda. Hal ini bisa menimbulkan rasa ketidakpuasan dalam diri anda.

 7. Bersabarlah Dengan Diri Anda Sendiri.
 “Bersabarlah dalam segala hal, namun yang terpenting adalah bersabar terhadap diri anda sendiri. Jangan sampai keberanian anda hilang karena anda menyadari ketidaksempurnaan anda, sebaliknya berpikirlah untuk memperbaikinya – setiap hari mulailah dengan baru.” 
 - St. Francis de Sales -
 Hal ini sangatlah penting untuk anda ingat jika anda dalam tahap mengembangkan kepribadian serta kehidupan anda. Karena hal-hal mungkin tidak selalu sesuai dengan apa yang anda inginkan. Anda akan mengalami kegagalan, anda akan menyerah karena merasa takut, anda akan melakukan hal-hal yang anda tahu seharusnya tidak anda lakukan. Jangan menjatuhkan diri anda sendiri atau menyerah. Bersabarlah dengan diri anda sendiri. Dan cobalah lagi keesokan harinya.

Pesan saya, 
"Kita hidup di dunia ini bukanlah untuk mencari bagaimana kita dapat menemukan makna bahagia pada hari esok, namun bagaimana kita mendapatkan makna hidup sebagai pembelajaran untuk hari esok.  Tetaplah bersabar dalam lingkar jalan Allah, sesungguhnya Allah sudah merencanakan segala sesuatunya. Ingatlah Allah senantiasa memberikan apa yang kita butuhkan, bukanlah apa yang kita inginkan. Seindah bagaimanapun rencana kita, tetap hanya rencana Allah-lah yang  jauh lebih indah, daripada rencana kita. Syukurilah setiap detik yang berjalan dan di setiap nafas yang kita hembuskan, karena Allah telah berjanji Apabila kita senantiasa bersyukur dengan segala hal yang diberikan-Nya, maka Allah akan memberikan banyak kenikmatan lagi yang sungguh luar biasa dan tidak pernah kita duga-duga sebelumnya.

Peran besar muslimah dalam dakwah Islam

Sejak awal, kaum muslimah ikut berperan peran penting dalam kemajuan Dakwah Islam. Mulai dari pengorbanan Sumayyah, hingga peran Aishah dalam penumpulan hadist-hadist, perempuan telah berperan dalam berkembangnya dan menyebarkan dien ini.
Sayangnya selama ini, kebangkitan Islam menderita kelemahan dalam personil Muslimah yang berkualitas, karena adanya ‘pembatasan' kerja dakwah ke grup aktivis, dengan upaya terbatas terkait dakwah tarbiyah yang difokuskan pada wanita .
Dakwah terhadap perempuan adalah keharusan, bahkan perempuan sendiri juga terikat akan kewajiban berdakwah. Karena pada dasarnya berdakwah adalah kewajiban bagi seluruh Muslim.
Terlebih dari kaum perempuan sendiri cenderung, ‘meninggalkan' dan menjauhi aktivitas dakwah itu sendiri.
Beberapa permasalahan dan hambatan kurangnya tenaga dakwah dari kaum perempuan, antara lain:
  • Kurangnya kemampuan Dakwah oleh perempuan.
  • Terbatasnya sumber daya serta kurangnya inisiatif pribadi pada pihak perempuan.
  • Adanya pengabaian atau kelalaian terhadap isu-isu perempuan dalam perencanaan Dakwah Islam.
  • Tidak adanya tarbiyah yang kuat dan kurangnya pengetahuan Islam di bidang Dakwah.
  • Kebanyakan wanita tidak memiliki pemahaman yang tepat terkait peran Dakwah, karena itu, mereka tidak dapat memahami pentingnya waktu yang diberikan untuk proyek-proyek dakwah di luar rumah, sehingga seringkali menimbulkan permasalahan dalam rumah tangga dikarenakan ‘suami yang lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah untuk urusan dakwah.
  • Program dakwah oleh lembaga terhadap wanita belum terorganisasi dengan baik.
Berikut adalah beberapa alasan betapa pentingnya partisipasi perempuan dalam bidang Dakwah (terhadap Muslimah yang lain):
  • Wanita lebih mampu daripada laki-laki yang dalam berkomunikasi dengan perempuan lain. Wanita biasanya lebih dipengaruhi oleh kata, perbuatan, dan perilaku perempuan lain. Wanita lebih mampu mengenali kekhasan dan masalah yang terkait dengan pendidikan perempuan dan tarbiyah.
  • Wanita dapat memahami dengan lebih baik ke arah mana dakwah terhadap perempuan harus diarahkan. Mereka yang terbaik dapat melihat urutan prioritas, karena mereka lebih akrab dengan bidang ini.
  • Wanita lebih bebas daripada pria dalam berkomunikasi dengan perempuan lain, baik secara individual untuk kegiatan Dakwah, atau dalam kegiatan belajar, forum lain dan tempat-tempat pertemuan.
  • Banyak wanita Muslim yang membutuhkan bimbingan, pendidikan, namun kurangnya kehadiran lembaga yang dapat menyediakan layanan ini, karena itu sangat masuk akal bahwa perempuan yang berkualitas di masyarakat harus ‘menawarkan' diri sebagai pembimbing bagi saudari seimannya.
  • Permasalahan terkait pendidikan dan kebutuhan tarbiyah perempuan yang lebih besar dari laki-laki. Mereka hamil, melahirkan, dan merawat anak-anak. Anak-anak lebih terikat dengan ibu mereka daripada mereka kepada ayah mereka.
  • Perempuan memiliki efek besar pada suami mereka. Jika mereka memiliki Iman yang kuat dan karakter, mereka memiliki kesempatan yang sangat baik untuk membantu suami mereka menjadi kuat juga.
  • Wanita memiliki banyak karakteristik yang menekankan pentingnya peran Dakwah mereka. Mereka juga harus diperhitungkan setiap kali ada pekerjaan Dakwah direncanakan.
Sebuah Peran Pasti:
Pekerjaan para wanita Muslim di bidang Dakwah pada dasarnya memperkuat kerja dahwah pria. Sangat menyedihkan bahwa peran ini begitu terlalu diabaikan dan diremehkan. Dengan sifatnya sebagai selimut spiritual dan psikologis manusia, wanita dapat memainkan peran penting dalam Dakwah.
Khadijah (radiyhuanha) memberikan kenyamanan, bantuan, dan dukungan kepada Nabi Muhammad SAW, yang menjadikan bukti terbesar dari sangat pentingnya peran ini. Para Sahabat Nabi yang memilih meninggalkan rumah mereka untuk pergi ke tempat yang ribuan mil jauhnya demi Islam pada awal-awl penyebaran Islam di Mekkah, jugaa memiliki dukungan dari istri mereka.
Sangat sedikit wanita saat ini memahami atau menyadari peran dirinya terhadap dakwah, apalagi melaksanakannya. Seorang wanita mungkin berpikir bahwa pernikahan adalah rumah tempat istirahat dan mudah. Mereka belum menyadari bahwa pernikahan adalah titik awal perjuangan, pengorbanan, memberi dan tanggung jawab.
Peran perempuan tidak berakhir di depan pintu. Dia dapat sangat efektif dengan menjadi contoh yang baik kepada orang lain, dengan menjadi baik hati, ramah berbicara, dan perilaku ramah. Dia bisa menawarkan bantuan, dan keprihatinan berbagi serta sukacita. Dia juga dapat menggunakan semua kesempatan yang tepat untuk mendidik, membimbing orang lain.
Wanita, yang memahami peran mereka akan dakwah dan kebangkitan Islam, akan mulai mendidik diri mereka sendiri dan mencapai hak-hak mereka atas pendidikan dan tarbiyah. Lihatlah Hadis riwayat Abu sa'i bahwa Para sahabiyah pernah mengadu kepada Rasul saw karena merasa tidak mendapatkan kesempatan yang sama dengan para sahabat dalam mendapatkan penjelasan agama. Sebab Rasul saw ketika menyampaikan ajaran Islam dalam majlis, hanya dihadiri oleh kaum laki-laki. Maka Para wanita itu meminta kepada Rasul saw agar menyediakan satu hari khusus untuk memberi pelajaran kepada kaum wanita tanpa kehadiran laki-laki.
Ummu Sulaim mengajar anaknya Anas bin Malik tentang Islam, meskipun suaminya menolak Islam. Ketika Abu Thalhah melamarnya (sebelum menerima Islam) dia mengatakan bahwa mas kawinnya adalah Islam, Abu Thalhah pada gilirannya memeluk Islam dan menikahi Ummu Sulaim.
Jika kita bergerak ke lingkaran yang lebih luas, kita akan menemukan bahwa wanita Muslim memainkan peran besar dalam pengorbanan dan layanan untuk agama Allah. Sumayyah menyerah hidupnya ketika Abu Jahal membunuhnya karena memilih menjadi seorang Muslim. Dia adalah Muslim dan perempuan pertama yang tewas dalam Islam.
Khadijah, istri pertama Nabi yang sangat kaya, menghabiskan uangnya untuk mendukung dakwah suami tercintanya. Ummu Salamah rela meninggalkan suaminya dan melihat anak-anaknya dianiaya ketika dia hijrah. Ummu 'Imarah turut berjuang dalam membela Nabi (damai dan berkah besertanya) dalam perang Uhud, dengan merawat yang terluka dalam pertempuran adalah peran Perempuan Muslim memainkan peran dalam perang sepanjang sejarah Islam.
Fakta bahwa kami menekankan pentingnya peran perempuan dalam Dakwah Islam tidak seharusnya menjauhkan kita dari fitrah penciptaan perempuan terhadap dakwah. Biasanya, peran utama wanita dan pekerjaan di rumah. Ini jelas dinyatakan dalam Al Quran dan Hadis. Allah berfirman,
" Menetaplah di rumah kalian ( para wanita )..." [Ahzab: 33]
Tentu saja perempuan dapat pergi keluar untuk salat di masjid, berpartisipasi dalam kegiatan lain yang mungkin diperlukan dan untuk melakukan Dakwah. Namun, tidak satupun dari kegiatan ini harus bertentangan dengan kewajiban penting di rumah sebagai istri dan ibu.
Dalam banyak kasus, inilah keseimbangan antara tugas-tugas penting wanita itu dan persyaratan kerja Dakwah, yang telah menyebabkan masalah dan kesalahpahaman dalam keluarga dan masyarakat.
Ada banyak hal yang juga harus diperhatikan terkait kegiatan dakwah wanita. Tidak adanya pencampuran pria dan wanita, yang harus diperhatikan dalam setiap kegiatan Dakwah dan dalam keadaan apapun. Cara berpakaian bagi wanita yang harus sesuai syar'i.
Seperti Nabi (damai dan berkah besertanya) melihat kebutuhan untuk menyisihkan waktu khusus untuk menangani kebutuhan perempuan dalam komunitasnya, sehingga organisasi harus mencoba untuk menyesuaikan bekerja Dakwah mereka kepada perempuan dan isu-isu masyarakat.
Setiap program Dakwah diarahkan terhadap wanita harus berusaha untuk, setidaknya, melayani tujuan sebagai berikut:
a. Memperkuat Iman
Hal tersebut dilengkapi dengan kegiatan ibadah yang meningkat, mengingat Allah (berdzikir), dan refleksi pada nama Allah, dan kekuasaan-Nya dan penciptaan dalam diri kita dan di alam semesta. Namun ini, tidak akan mungkin tanpa penanaman pemahaman yang benar tentang isu-isu tertentu yang terkait dengan 'Aqidah kita, dan penekanan terhadap Tauhid.
b. Meningkatkan pengetahuann
 Tanpa itu seseorang tidak bisa mencapai banyak. Penekanan khusus harus diletakkan pada dasar-dasar Islam dan pada mata pelajaran terkait kebutuhan bahwa da'iyah di lingkungan nya. Pengetahuan tentang paham, ide, kelompok dan sekte yang menyimpang dari Islam. Kesadaran harus dibangkitkan mengenai mereka yang tidak ingin melihat penyebaran Islam dan yang memperoleh dasar dalam hati dan pikiran orang-orang.
c. Membangun kepribadian Dakwah
 Dakwah membutuhkan pengorbanan dan karena itu perempuan harus siap untuk menanggung ‘biaya' keungan yang mungkin dikeluarkan untuk Islam. Ini datang dengan tujuan kebangkitan umat Islam dan mengkounter upaya-upaya musuh Islam. Kepemimpinan, tanggung jawab dan inisiatif individu harus diajarkan. Fakultas pendidikan teoritis dan praktis harus dipupuk. Para da'iyah harus diajarkan keterampilan sosial yang diperlukan dan pentingnya Dakwah melalui contoh yang baik dan tindakan. Mereka juga harus diajarkan  konsep nilai waktu, manajemen dan bagaimana menggunakan kegiatan yang menyenangkan dan halal selama waktu luang mereka.
d. Membangun kekebalan terhadap dosa
 Ini termasuk mengenali penyakit-penyakit dosa, terutama yang berkaitan dengan perempuan, dan menghalangi jalan menuju dosa tersebut dengan menghindari hal-hal, kegiatan dan tempat yang akan menjadi pintu terbukanya dosa.
Persiapan psikologis dengan memastikan bahwa da'iyah memiliki iman dalam ketulusan Allah, harapan, cakupan dalam kebenaran, kebanggaan dalam Islam, kesabaran, dan pengetahuan tentang kondisi dan lingkungan dari orang yang mereka menangani. Ini adalah aspek yang sangat penting dari kesiapsiagaan, karena pendakwah terikat kepada orang-orang, yang memiliki karakter dan kecenderungan yang berbeda.
Da'iyat yang memberikan kuliah, seminar, khotbah, dan lain-lain harus mampu membujuk para pendengar dengan mengatasi pikiran mereka melalui bukti dan bukti. Mereka juga harus mampu membangkitkan nafsu mereka, emosi, dan perasaan. Mereka harus berlatih menyampaikan ceramah untuk perempuan di masjid-masjid, sekolah, atau tempat lain di mana wanita berkumpul. Mereka juga harus mengawasi dan membimbing peserta wanita, dan dengan lembut memperbaiki kesalahan mereka.
Bidang kepenulisan dan penerbitan tidak boleh diabaikan dalam zaman ketika manusia dapat dengan mudah mengakses segala hal melalui buku, booklet, surat kabar, dan internet. Tulisan harus meyakinkan, melalui argumen yang jelas, dan disebarkan tentunya.
Menulis adalah bentuk salah satu cara dakwah paling tepat dan penting bagi perempuan. Mereka dapat menulis di rumah dan dengan demikian mampu memanfaatkan waktu luang mereka secara positif dan tentunya dengan cara ini mereka dapat menjangkau semua kelas masyarakat.

Bidang Dakwah Wanita
Adapun bidang dakwah para muslimah meliputi:
  • Bidang pendidikan Hal tersebut terkait dengan hal memuliakan dan pemurnian jiwa melalui iman. Pikiran dan jiwa sehingga bisa disentuh. Bidang ini dapat ditemukan di masjid-masjid, sekolah, asosiasi, kelompok Dakwah, dan lain-lain.
  • Bidang sosial Ini berhubungan dengan kesehatan tubuh dan psikologis serta pembangunan sosial dan interaksi antara orang-orang yang mencerminkan secara positif pada realisasi pendidikan rohani dan pembentukan karakter muslim.
Contoh yang lebih spesifik dari apa yang wanita dapat mengambil bagian sebagai Dakwah adalah:
Rumah: Ini jelas merupakan tempat paling subur dan paling efektif. Yang telah ditetapkan Allah baik suami dan istri sebagai memelihara satu sama lain dan keluarga. Ibu dan ayah bertanggung jawab mendidik dan memelihara anak-anak mereka baik dari aspek fisik moral, psikologis, sosial, dan eksternal satu sama lain dan anak-anak mereka.
Komunitas Muslim: Amal, saran, dan arahan dapat ditawarkan kepada kerabat, tetangga, dan orang miskin.
Sekolah Islam: Kegiatan pendidikan dan kurikulum dapat digunakan untuk bimbingan siswa perempuan serta guru perempuan dan staf.
Masjid: Perempuan harus diizinkan pergi ke masajid untuk kegiatan bermanfaat. Masjid adalah tempat yang cocok untuk beberapa kegiatan perempuan seperti kelompok belajar Quran dan pelatihan lainnya. Serta tempat-tempat lain seperti Rumah Sakit, Penjara, dan Lembaga Kesejahteraan Sosial, Sekolah Tinggi atau Universitas Perempuan.
Ada banyak ayat dalam Quran yang mewajibkan pria Muslim dan perempuan untuk melakukan Dakwah, dan mengajak kepada yang baik dan melarang yang jahat. Sebagai contoh, Allah berfirman:
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung (QS.3 :104). Wallohua'lam.

Ma’rifatul Insan (Mengenal Manusia)


Manusia adalah Ciptaan Allah yang paling sempurna.
Kelebihan manusia, karena mempunyai :
1.   akal.
2.   hati nurani.
3.   jasad.
4.   ruh / nyawa.

Keistimewaan manusia :
1.   Segi Penciptaan
Manusia diciptakan oleh Allah dengan sebaik-baik bentuk dibanding makhluk ciptaan Nya yang lain. Adapun dalil Allah SWT yang menjelaskan akan hal tersebut ialah seperti dalam QS: At tin, yaitu:
” Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”  
(QS: At tin ayat 4)

2. Segi Ilmu
Dari segi ilmu manusia terbilang mumpuni karena manusia memiliki akal. Tapi akal ini akan tidak bekerja pada tempat yang semestinya jika ia tidak digunakan dengan baik.
” Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman : ” Sebutkan kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar !“
(QS: Al Baqarah ayat 31)

” Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. “
(QS: Al Alaq ayat 5)

3. Segi Kehendak
Manusia memiliki sifat kehendak, yang bisa membuatnya memilih jalan yang sesuai syari’at (aturan Allah), atau memilih jalan yang sesat/salah (melarang aturan/perintah Allah).
” Sesungguhnya kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.“ 
(QS: Ad Dahr ayat 3)

4. Segi Posisi
Manusia diberi kedudukan yang paling tinggi diantara makhluk lain.
” Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan - Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. “
(QS: Al Baqarah ayat 29)

” Tidaklah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan) mu apa yang dilangit dan apa yang dibumi dan menyempurnakan untukmu nikmat - Nya lahir dan batin. Dan diantara manusia ada yang membantah tentang (ke - esaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan.
(QS: Luqman ayat 20)



5. Segi Kemampuan Berbicara
      Manusia diciptakan sebagai kholifah dibumi. Memimpin suatu kaum. Menyebarkan risalah agama. Menyerukan ilmu tauhid, yaitu: 
  • (Tuhan) Yang Maha Pemurah
  • Yang telah mengajarkan Al Qur’an
  • Dia menciptakan manusia
  • Mengajarnya pandai berbicara.

6. Segi Kemampuan Akal

7. Segi Tendensi Moral
Artinya : Manusia punya banyak peluang untuk dibentuk menjadi baik atau buruk.
” Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi Neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendegar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. “
(QS: Al A’raf : 179)

Adapun dalam Al-Qur’an Allah terlah menjelaskan pula tentang kekurangan manusia :

1. Mempunyai sifat tergesa-gesa (QS: Bani Isra’il :11)
2. Suka membantah (QS: Al Kahfi :54)
3. Suka mengeluh atau berkeluh kesah, kikir (QS: Al Ma’arij :19 - 21)
4. Susah payah (QS: Al Balad :4)
5. Sifat Ingkar (QS: Al ‘Adiyat :6)
6. Sifat melampaui batas (QS:Yunus :12) & (QS: Ali ‘Imran:147)
7. Sifat zalim dan bodoh (QS: Al Ahzab :72)
8. Sifat lalai (QS: Al A’raf :179) & (QS: Al Ahzab :32)
Dalam sifat lalai ini, Allah pun membagi sifat lalai ke dalam 3 bagian, yaitu:
a.   Zalimun linafsih      : Orang yang banyak jeleknya dari pada baiknya.
b.   Muqtashidun            : Orang yang kejelekannya dan kebaikkannya sama.
c.   Sabiqun bil khoirot  : Orang yang kebaikannya lebih banyak dari kejelekkannya.

Jumat, 09 November 2012

Ma’rifatullah [Mengenal Allah]

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’âla  yang telah mengajarkan hamba-hamba-Nya apa-apa yang tidak dia ketahui,kemudian shalawat beserta salam tercurahkan kehadirat Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya sampai akhir zaman.

Ma’rifatullah atau mengenal Allah ‘Azza wa Jalla merupakan satu perkara wajib yang wajib diketahui oleh seorang muslim karena tanpa mengenal Allah Subhanahu wa Ta’âla, ,maka tidak akan mungkin kita dapat meraih kebahagian hidup, surga Allah Subhanahu wa Ta’âla. Seseorang yang tidak mengenal Allah Subhanahu wa Ta’âla dengan benar, maka tidak akan mengerti hakekat hidup yang sesungguhnya, dalam artian siapakah dia, untuk apa ia diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’âla.
Mengenal Allah Subhanahu wa Ta’âla merupakan salah satu dari tiga pertanyaan yang akan ditanyakan oleh malaikat kepada manusia tatkala mereka masih berada di alam Barzakh (alam kubur). Adapun tiga pertanyaan itu adalah sebagai berikut:
1. Pertanyaan tentang siapa Robbmu?
2. Apa agamamu?
3. Siapa Nabimu?
Ketiga pertanyaan di atas merupakan tiga landasan pokok yang wajib diketahui oleh setiap muslim. Ketidaktahuan seseorang kepada tiga hal tersebut akan menyebabkan ia mendapat azab dari Allah  Subhanahu wa Ta’âla

Apa tujuan yang hendak dicapai ketika seseorang mengenal Allah  ?
Seseorang yang tidak mengerti tujuannya, maka ia akan berada dalam kebingungan dan terombang-ambing sehingga ia akhirnya terjatuh kedalam lembah kesesatan dan kebathilan. Oleh karena itu Syaikh utsaimin rahimahullah mengatakan bahwa; ketika seseorang telah mengenal Allah Subhanahu wa Ta’âla dengan benar, maka secara pasti mereka akan mempunyai beberapa sikap yang akan tampak pada dirinya, diantara sifat tersebut adalah:
1. Menerima syariat yang ditetapkan Allah ‘Azza wa Jalla.
2. Tunduk dan patuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’âla 
3. Menjadikan Syariat Islam yang dibawa oleh Rasulullah r sebagai penentu hukum.
Tentunya semua ini akan menjadi pertanyaan bagi kita, kenapa banyak orang tidak mau menerima Syariat Islam yang Allah Subhanahu wa Ta’âla tetapkan, kenapa banyak kaum muslimin tidak mau patuh dan tunduk kepada Allah Subhanahu wa Ta’âla? Bahkan mereka lebih mendahulukan hawa nafsunya ketimbang mentaati perintah Allah Subhanahu wa Ta’âla, bahkan mereka masih berhukum dengan hukum jahiliyah yang mereka buat sendiri.
Tentu semua jawabannya kembali kepada satu titik terang, yaitu mereka tidak mengenal Allah Subhanahu wa Ta’âla dengan benar. Mengenal Allah dengan benar akan membuahkan ketaatan dan kecintaan kepada Allah  ‘Azza wa Jalla.

Siapakah Robb-mu (Tuhanmu)?
Agar seorang muslim bisa mengenal Robbnya dan bisa patuh serta mencintai Allah  ‘Azza wa Jalla, maka mereka wajib mengenal Allah Subhanahu wa Ta’âla dengan benar dan menurut pandangan Syariat.
Robb kita adalah Allah Subhanahu wa Ta’âla, Dialah yang menciptakan kita, Yang memberi rezeki, Yang menghidupkan dan mematikan, Dia-lah Allah Subhanahu wa Ta’âla Robbul ‘alamin, Dialah Allah ‘Azza wa Jalla Dzat yang wajib kita sembah. Hanya Dia  yang kita sembah dan tidak boleh mempersekutukan-Nya dalam bentuk apapun. Dialah Allah Subhanahu wa Ta’âla yang telah menurunkan kepada makhluknya semua nikmat. Nikmat-nimat Allah ‘Azza wa Jalla tidak terhitung banyaknya: “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan bisa menghitung-Nya.” (QS. an-Nahl: 18)
Untuk lebih meyakinkan kita tentang siapakah Allah , maka mari kita lihat ayat-ayat al-Qur’an:
1. Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan manusia dari tanah:
Allah Subhanahu wa Ta’âla berfirman: “Dia-lah (Allah) yang telah menciptakan kamu dari tanah, kemudian menetapkan ajal, dan ajal yang telah ditentukan (untuk berbangkit) yang ada pada sisi-Nya (yang hanya Dia mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu (tentang hari berbangkit itu)” (QS. al-An’am :2)
2. Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha pemberi rezki 
Sebagaimana firman-Nya : “Sesungguhnya Dia-Nya Allah Maha Pemberi rezeki dan Yang Maha Kuat lagi Kokoh” (QS. adz-Dzaariyat: 58)
“Katakanlah siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan ? Maka mereka akan menjawab: “Allah” (Q.S Yunus: 31)
3. Allah Subhanahu wa Ta’ala ciptakan manusia untuk mentauhidkan-Nya dan beribadah kepada-Nya saja.
Dalam hal ini Allah Subhanahu wa Ta’âla berfirman: “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah-Ku”. (QS. adz-Dzaariyat: 59)
4. Allah Subhanahu wa Ta’ala merupakan Robb sekalian alam.
Sebagaimana dalam firman-Nya : “Segala puji bagi Allah Robb sekalian alam”. (QS. al-Fatihah: 2)
Robb artinya: Dialah Allah Subhanahu wa Ta’âla yang membimbing, memberikan nikmat, pencipta manusia, penguasa dan Maha mengatur terhadap manusia, sebagaimana yang Dia  kehendaki, sedangkan kata-kata -‘alam- adalah setiap apapun selain Allah Subhanahu wa Ta’âla.
Apa metode (manhaj) dalam mengenal Allah I ?
Hal ini sangat perlu dan wajib kita ketahui, karena tatkala seseorang tidak mengenal cara yang benar dalam mengenal Allah Subhanahu wa Ta’âla, maka ia akan mengenal Allah Subhanahu wa Ta’âla dengan cara-cara keliru. Contoh kekeliruan dalam mengenal Allah Subhanahu wa Ta’âla adalah dengan anggapan bahwa mengenal Allah seperti mengenal diri sendiri, mereka berdalil: “Siapa yang mengenal dirinya maka mereka akan kenal dengan Tuhannya” ungkapan tersebut adalah hadist maudhu (palsu).
Adapun  Manhaj (metode) dalam mengenal Allah Subhanahu wa Ta’âla adalah:
   1. Mentadabburi dan tafakkur terhadap kebesaran ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan keagungan-Nya, karena dengan melakukan hal seperti itu akan mengantarkan seseorang kepada mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala, mengenal kekuasaan-Nya, dan keagungan-Nya serta rahmat-Nya. Dalam hal ini Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah”.(QS. al-A’raf: 185).
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pada pertukaran malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir.” (QS. Ali Imran: 190)
Tatkala seseorang mau mengkaji dan mentadabburi ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang agung ini, maka dengan sendirinya mereka akan semakin yakin dan kagum kepada Penciptanya, Dzat yang maha segala-galanya dan tidak bisa disaingi oleh siapapun. Lihatlah langit, bulan, matahari, siang, malam bahkan manusia sendiri yang diciptakan dalam sebaik-baik bentuk. Semua ini menunjukkan kehebatan Sang Pencipta.
      2. Mengkaji ayat-ayat Syar’i (al-Qur’an)
Seseorang yang ingin kenal dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka wajib baginya untuk memandang ayat-ayat Syar’i, yaitu alqur’anul karim. Karena tidak cukup hanya dengan melihat keagungan ciptaan-Nya saja. Al-Qur’an akan memberikan keyakinan dan akan memperkenalkan kepada tentang Allah ‘Azza wa Jalla, ia merupakan wahyu Allah Subhanahu wa Ta’ala, di dalamnya terdapat kemaslahatan-kemaslahatan yang besar, karena tidak akan tegak kehidupan makhluk, baik di dunia maupun di akhirat kecuali dengan mengenalnya. Dalam hal ini Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: 
“Maka apakah mereka tidak mentadabburi al-Qur’an. Kalau sekiranya al-Qur’an itu bukan dari Allah, maka sungguh mereka akan mendapati perselisihan yang sangat banyak di dalamnya”.(QS. an-Nisaa’: 82)
 Tentu semua ini harus dikaji dengan ilmu, sedangkan untuk mendapatkan ilmu seseorang tidak boleh berpangku tangan, atau menunggu datangnya ilmu tersebut. Hendaklah seseorang yang akan mengenal Allah mau belajar, hadir di majelis-majelis ilmu, mempunyai perhatian tentang Aqidah yang Shohih.
Semakin tinggi ilmu seseorang tentang Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka ia akan semakin mengetahui nikmat dan manfaat yang dapat ia rasakan, bahkan ia akan semakin takut untuk melakukan perbuatan dosa dan maksiyat, dan juga ia akan merasakan semakin kuat dorongan di dalam beramal sholeh dan melaksanakan syari’at agama ini. Hal ini disebabkan karena perintah-perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang lain adalah realisasi dari mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala. Untuk menambah bahan bacaan dalam hal ini kami anjurkan para pembaca untuk membaca buku-buku aqidah seperti:
Syarah Tsalatsatul Ushul oleh Syaikh Muhammad bin Sholeh al-Utsaimin, kitab Tauhid oleh Syaikh Sholeh al-Fauzan dari jilid 1 – 3.
4 hal pokok yang wajib diperhatikan dalam mengenal Allah ‘Azza wa Jalla dan beriman dengan-Nya.
1.  Beriman dengan adanya Allah Subhanahu wa Ta’ala
Seorang yang mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala  wajib baginya meyakini adanya Allah Subhanahu wa Ta’ala, baik dengan dalil akal maupun dalil naqli (al-Quran dan Sunnah)
2. Beriman dengan Rububiyah Allah ‘Azza wa Jalla
Meyakini bahwa Dialah satu-satunya Robb, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dialah Allah  yang menghidupkan, mematikan, memberi rezki, serta mengatur alam semesta ini.
Beriman dengan Uluhiyah-Nya Allah Subhanahu wa Ta’ala
Meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah satu-satunya zat yang harus disembah dan diibadati.
4. Beriman dengan asma’ dan sifat-Nya.
Meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mempunyai nama-nama yang baik dan sifat-sifat yang husna sesuai dengan kemuliaan-Nya, dan wajib menetapkan nama-nama-Nya dan sifat-sifat-Nya yang telah Dia tetapkan bagi diri-Nya di dalam al-Qur’an dan Sunnah Rasul.
Buah dari mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala (Ma’rifatullah)
Ketika seorang muslim telah kenal dengan Robbnya dengan benar, maka dengan sendirinya ia akan merasakan kenikmatan, ketenangan dan kebahagian hidup serta mampu menghadapi kehidupan dengan baik. Ibarat pepatah mengatakan tak kenal, maka tak sayang, dan tak sayang maka tak cinta.
Syaikh Utsaimin rahimahullah mengatakan dalam kitab beliau Syarah Tsalasatul Ushul, bahwa buah yang didapatkan bagi orang yang beriman dengan Allah Subhanahu wa ta’ala (ma’rifatullah) adalah sebagai berikut :
1. Terwujudnya tauhid yang sesungguhnya, karena ia tidak lagi mempunyai ketergantungan, pengharapan dan rasa takut kecuali hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala saja, dan ia tidak menyembah kecuali kepada-Nya.
2. Sempurnanya cintanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, mengagungkan-Nya, disebabkan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala mempunyai nama-nama yang husna dan sifat-sifat yang tinggi yang tidak sama dengan makhluk. Dengan mengetahui hal tersebut, akan bertambah yakin dengan kesempurnaan Allah ‘Azza wa Jalla.
3. Dengan mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala dan beriman kepada-Nya, maka seseorang bisa mewujudkan ibadah yang sesungguhnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.
Demikianlah pembahasan ini semoga ini menjadi pintu gerbang bagi kita untuk mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih dalam lagi, sehingga kita akan merasakan kelezatan beriman dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Wallahu a’lam.